بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Minggu, 30 Juni 2013

Naskah Drama "Gendruwo"


“GENDRUWO” (Gombel Ngidham Anak) 

(Naskah Telah Dipentaskan)

1. KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “ Gombel ngidam anak “ adalah sejenis komedi misteri yang mana didalamnya kami masukkan unsur-unsur komedi dan juga pesan moral bagi para penontonya. Hal itu kami pertimbangkan sebagai salah satu cara dari kami agar drama yang kami tampilkan tidak membosankan dan sekaligus tidak menjenuhkan bagi para penonton drama.
Cerita ini merupakan salah satu cerita yang diambil dari arsip drama yang berterbangan di dunia maya. Dan naskah ini telah kami rangkai dan kami revisi sedemikian rupa yang pastinya akan lebih menarik serta berkesan bagi penonton.
2. SINOPSIS CERITA
Ini adalah kisah dua sejoli makhluk ghaib yang saling mencintai selama ratusan tahun, yaitu Gombel dan Ruwo. gombel sangat mendambakan seorang anak walaupun itu tidak mungkin terjadi karena Ruwo yang sudah tidak produktif lagi. Meskipun Ruwo telah memberikan pengertian namun Gombel tetap mengharapkan adanya seorang anak di keluarga mereka.
Chaca, seorang anak yang mendapat perlakuan kasar dan di siksa oleh keluarganya tersesat di hutan angker. Dia menangis ketakutan. Kemudian Gombelpun muncul membujuk Chaca agar dia mau menjadi anak dari Gombel dan Ruwo. awalnya Chaca ketakutan namun lama kelamaan Chaca merasa nyaman bersama Ibu Gombel dan Bapak Ruwo.
Mama Chaca pun merasa resah karena Chaca tidak pulang kerumah. Mama meminta bantuan dari tetangga serta Jeng Dukun untuk mencari Chaca di hutan angker. Mereka bersama-sama berangkat kehutan dan menemukan Chaca. Mereka sadar bahwa Gombellah yang menculik Chaca. Penduduk kampung yang di pimpin jeng Dukun melawan Gombel. Akhirnya Gombel pun kalah dan kabur begitu saja. Mereka membawa Chaca kembali ke desa. Tetapi suatu hari Chaca pergi ke hutan angker lagi karena ia merasa lebih nyaman dengan Ibu Gombel dan Bapak Ruwo dari pada dengan keluarganya sendiri.
Gombel dan Ruwo pun sadar bahwa alam mereka dengan alam Chaca berbeda. Akhirnya Gombel mengusir Chaca padahal ia sangat sayang dengan Chaca. Chacapun kembali kerumah dengan menangis. Tetapi Chaca akhirnya juga menyadari perbedaan mereka dan Chaca lebih sayang dengan keluarganya.
3. KONSEP PANGGUNG
Dalam cerita ini terdiri dari 5 babak, konsep panggung sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep panggung adalah Hutan angker dan lingkungan desa. Adapun poerperti yang kami pakai sebagai berikut :
1. 1 buah foto keluarga untuk hiasan rumah di keluarga Chaca
2. 1 Vas bunga sebagai hiasan ruangan
3. 1 Sapu lidi properti Mama Chaca untuk memukuli anaknya
4. 1 set meja dan kursi sebagai properti rumah Chaca
5. 1 televisi sebagai properti rumah Chaca
6. 1 Boneka, sebuah boneka yang di berikan Gombel untuk mengelabuhi Chaca
7. 2 Senter, sebagai properti para hansip untuk ronda malam
8. 1 Laptop sebagai benda kesayangan dari ayah Chaca
9. 1 Pusaka (keris/pedang) properti yang digunakan jeng Dukun dalam melawan Gombel
10. 1 Cawan, 3 dupa dan bunga setaman yang digunakan assisten dukun dalam melawan Gombel
4. KARAKTERISASI
1. Sutradara (Wahyu Indra Permana)
2. Gombel (Ika Apriana)
Gombel adalah hantu wanita berwajah seram yang selalu bersedih karena ia sangat menginginkan anak. Dia sangat menginginkanya agar kehidupannya menjadi sepurna. Tapi karena takdir berkata lain akhira ia suka menculik anak manusia.
3. Ruwo (Bardani Ragil)
Ruwo yang bernama lengkap Gondoruwo adalah hantu laki-laki yang berbadan tinggi besar berblu lebat hitam seram. Dia adalah suami dari wewe gombel. Dia adalah hantu galak, pemarah. Suaranya sangat besar sehingga saat ia tertawa isi hutan menjadi bergoncang.
4. Suster ngesot (Rofina Luhut)
Suster ngesot, hantu wanita yang sering muncul di layar lebar. Hantu yang berpakaian layaknya seorang suster ini agak pendiam, namun tetap menyeramkan. Suster ngesot adalah istri dari buto cakil.
5. Buto Cakil (Efreem adem)
Buto cakil yaitu makhluk setengah hantu setengah siluman yang selalu petakilan, bringas, kejam, sangar dan angker. Dia berbadan hijau namun badannya kecil, berbeda dengan buto-buto yang lainnya
6. Anak Setan (Fitriyah Rachmawati)
Anak setan adalah setan perempuan kecil yang merupakan anak dari Buto Cakil dan Suster ngesot. Dia adalah hantu yang periang, suka bermain dan tidak bisa diam. Kemana-mana ia selalu membawa boneka jelek yang mirip seperti dirinya.
7. Chaca (Maryati)
Chaca adalah anak dari Papa dan Mama. Ia adalah anak yang pendiam mungkin ini disebabkan karena orang tuanya yang tidak memperhatikannya. Chaca bahagia jika ada temannya datang kerumah dan mengajaknya bermain, selain itu ia selalu murung dan kadang-kadang menangis.
8. Mama Chaca (Ayu Rizky S)
Mama adalah ibu dari Chaca. Wanita yang gemuk besar ini adalah seorang pekerja keras, galak, bengis, dan tidak pernah memperhatikan anak dan keluarganya. Terutama kepada Chaca ia suka membentak dan kadang-kadang memukuli, melempar dengan benda apapun yang dipegangnya.
9. Papa Chaca (Robius E)
Papa adalah suami mama dan ayahnya Chaca. Papa juga seorang peerja keras. Berangkat pagi pulang malam, begitulah kesehariannya. Papa adalah seorang yang cuek kepada keluarganya. Di waktu senggangnya ia hanya menghabiskan untuk bermain facebook saja. Ia juga penakut dengan hal-hal yang berbau hantu.
10. Leni (Leni Fitriyawati)
Leni adalah teman Chaca sejak kecil. Ia adalah anak yang periang, sedikit manja tapi baik hati. Walaupun badannya kecil tapi ia sangat lincah.
11. Casvi (Casvarina fitriani)
Casvi juga teman Chaca. Dia berteman dengan Chaca sejak ia pindah dari Kanada. ia pindah ke indonesia karena mamanya bisnis dengan perusahaan Sapi Martin. Ia juga anak yang suka bermaincublak-cublak suwung. Mungkin di Kanada tidak ada permainan itu sehingga sangat senang memainkannya.
12. Unjil (Unjila Kisbaini)
Unjil teman Chaca yang gemuk, dia juga anak yang periang dan baik hati
13. Yati (Margareta K. Ela)
Yati adalah teman Chaca yang berasal dari Manggarai. Dia menjadi teman chca sejak SD dia anak yang baik dan murah senyum.
14. Bu Ani (Karina Hening P)
Bu ani adalah ibunya Leni tetangga Chaca. Dia adalah wanita yang sedikit lebay dan selalu memakai roll rambut.
15. Bu Aci (Devilita B) Bu Aci adalah ibu dari Casve meskipun ia selalu sibuk ia selalu peduli dengan tetanggga.
16. Bu Ati (Maria G Deros)
Bu Ati adalah ibu dari Yati. Dia juga tetangga Chaca ibu ati adalah ibu yang murah senyum, tapi kadang-kadang suka melebih-lebihkan sesuatu.
17. Bu Asi (Nur Faizah Hanim)
Bu Asi adalah ibu dari Unjil badannya besar seperti anaknya. Tetapi ia adalah ibu yang baik dan juga peduli terhadap tetangga.
18. Jeng Dukun (Ilaysa Saning Gustin)
Jeng Dukun adalah orang yang sangat dipercaya didesa karena ia menguasai dalam hal-hal kemistisan. Ia adalah orang yang suka memburu hantu. Ia adalah dukun yang sangat percaya diri apalagi jika ia sedang menunjukan keris Meduntennya.
19. Assisten Dukun (Emilia D Wangkrur)
Asisten dukun adalah pembantu dukun. Ia membantu saat jeng dukun melawan berbagai macam makhluk halus. Ia adalah asisten yang setia.
20. Bu Lurah (Nur Arofiah)
Bu Lurah adalah orang bijak , berwibawa dan disegani di desa. Ia dipercaya karena ia dianggap mampu untuk memimpin desa.
21. Hansip Iman (Amrina H.R.)
Hansip Iman adalah warga dari desa yang dipercaya untuk menjaga keamanan desa dari berbagai macam ancaman. Tapi sayang ia tidak bisa mengatasi ancaman dari makhluk halus karena ia penakut.
22. Hansip Amin (Rillah Riski R.)
Hansip Amin adalah rekan dari hansip Iman. Dia sedikit sombong, sok tahu, dan sok jagoan, padahal ia juga sama seperti Iman. Ia takut dengan setan apalagi yang namanya wewe gombel.
5. KONSEP BUSANA
Dalam cerita ini terdiri dari 5 babak, konsep busana sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep busana antara lain :
1. Gombel memakai baju putih (seperti daster) dengan buah dada yang besar, gondal gandul agar terlihat seperti hantu wewe gombel yang menyeramkan
2. Ruwo memakai baju compang camping dengan bulu-bulu hitam tebal dan kotor agar kelihatan galak dan menakutkan layaknya seorang genderuwo
3. Suster ngesot memakai baju layaknya suster yang di sesuaikan dengan namanya yaitu suster ngesot
4. Cakil memakai baju yang serba hitam dan memakai taring palsu agar kelihatan garang dan sedikit petakilan seperti buto cakil
5. Anak setan memakai baju conpang-caping selaknya anak setan
6. Mama Chaca memakai daster layaknya orang kampung
7. Papa Chaca memakai celana jean dan kaos ketat yang menggambarkan papa Chacamasih seperti anak muda yang suka maen facebook.
8. Leni, Yati, Casvi, dan Unjil mereka memakai baju layaknya anak yang masih berusia 12 tahun.
9. 2 tukang ronda memakai sarung yang di selendangkan di pundaknya
10. bu Ani, bu Aci, bu Ati dan bu Asi mereka memakai daster selaknya ibu-ibu di desa (trend 2010)
11. bu Nyai memakai pakaian yang muslimah karena merukaan orang yang terpandang di kampung.
12. jeng Dukun dan assisten dukun memakai pakaian yang serba mistis di lengkapi properti yang serba mistis sehingga menambah kesan sangar.
5. KONSEP MUSIK
1. Suara-suara seram untuk menambah suasana seram saat berada di hutan.
3. Dangdut ( lagu mandul), kami memasukkan musik ini karena sangat cocok dengan alur cerita yaitu pada waktu Gombel sedang menginginkan seorang anak.
4. Suara salah satu acara di televisi untuk mengisi suara saat mama menonton sinetron di televisi
5. Lagu kasih ibu untuk mengiringi saat Chaca kembali kepada Mamanya dan mereka saling menyayangi.
Naskah Drama
BABAK 1
Malam di Hutan angker samping desa
Dalam bayangan hitam, WEWEGOMBEL menangis sedih.
1. GOMBEL : Ruwo… malam datang lagi. Malam datang lagi.
2. RUWO : Malam akan selalu datang, Gombel…
3. GOMBEL : Malam akan selalu menyiksaku, Ruwo. Malam akan membuatku kesepian.
4. RUWO : Tidak, Gombel. Aku akan menemanimu. Aku akan selalu di dekatmu.
5. GOMBEL : Ya, dan tanpa anak.
6. RUWO : Maafkan aku, Gombel. Aku tidak bisa memberi yang kau inginkan.
7. GOMBEL : Ratusan tahun aku menunggu. Sampai kapan lagi aku sanggup
menunggu seorang anak menghiburku.
(tiba-tiba pasangan suster ngesot dan buto cakil bersama anaknya melintas di depan gombel)
8. RUWO : Inilah nasib kita, Gombel. Ratusan tahun usia kita. Kita tidak perlu
anak untuk melanjutkan hidup kita. Kitalah yang mendampingi sang waktu. Malam bukanlah kesedihan kalau kita bersabar.
9. GOMBEL : Aku tidak bisa bersabar lagi, Ruwo. Setelah ratusan tahun kata
sabar jadi tidak bermakna. Ayolah, kita akan dapatkan anak yang manis.
10. SUSTER : hi….hi….hi…..hi….
11. CAKIL : kasihan sekali kamu mbel. Makanya kalo cari pejantan yang produktif donk….
12. SUSTER : iya lihat ne hasilnya (merangkul anaknya)
13. ANAK SETAN : tante gombel gak punya anak ya… kacian deh lo …Aku aja mau punya adek lagi
14. CAKIL : kamu mau ta wo tak kasih saran?
15. RUWO : saran apa kil?
16. CAKIL : kamu lebih baik tes kesuburan di RS wiyung sejahtera aja Tahun depan pasti dah jadi
17. RUWO : ah dasar kamu kil ada ada aja. Uda ah aku mau bergentayangan dulu
18. GOMBEL : iya aku juga…. Hi…hi…hi…….
Semua hantu pergi untuk bergentayangan entah kemana
BABAK 2
Malam hari di Rumah Chaca
CHACA sedang belajar di ruang tamu, MAMA lelah sepulang kerja. Dan papa hanya asyik dengan laptopnya saja
19. CHACA : (Menyanyi) Kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia.
20. MAMA : ca, berisik!! Mana air untuk Mama?
21. CHACA : Iya, Ma. Sebentar. (kemudian menyerahkan kepada mama)
22. MAMA : (mama kepanasan saat meminumair itu) Terlalu panas, Goblok.
Kau mau merebus Mama! Kurang ajar! (mama melemparnya dengan vas bunga)
23. CHACA : Maaf, Ma. chaca tambahkan air dingin dulu.
24. PAPA : kalian ini apa sih tiap hari kerjanya ribut terus..! mengganggu aku
maen facebook aja. Sudah ah aku kekamar dulu
25. MAMA : Ca sini kamu, sekarang pijit kaki mama. Mama capek banget..
kalo ngurut yang bener!!
26. CHACA : i..iya…ma..
MAMA mengumpat seraya menyalakan televisi dan memencet-mencet remot. Chaca mengurut kaki Mama sambil terus menangis.
27. MAMA : (Mentertawakan acara televisi) Ca, sudah. Diam. Tidak kau lihat
Mama sedang menonton sinetron.
Terdengar suara teman-teman bella memanggil Bella dan mengajaknya bermain
28. CASVI : Chaca….
29. LENI :Chaca…!
30. UNJIL : Chaca…!!
31. YATI : Chacaaaaa….!!!!!
32. CHACA : ada apa teman-teman?
33. TEMAN2 : main sama sama yuk
Semua bermain lebih seru (lagu cublak-cublak suwung). Tiba-tiba MAMA keluar membawa sapu dan berteriak-teriak.
34. MAMA : Hei, bubar. Tidak punya rumah apa. Malam-malam begini ribut
saja. Diculik Wewe Gombel, tahu rasa kalian!
35. TEMAN2 : Astaghfirullah…. Dasar nenek lampir… kabur…!!!
36. CHACA : teman-teman aku ikut…!
37. MAMA : CHACA kembali kamu… dasar anak nakal!!
(kembali ke ruang televisi dan melanjutkan menonton sinetron)
38. PAPA : ma, Tvnya jangan keras-keras….
Ganggu konsentrasi aku main facebook nech
Kemudian mama pun cemas karena sampai tengah malampun Chaca belum juga kembali
39. MAMA : Chaca…..! chaca……! (memanggil anaknya dari luar rumah)
40. BU ACI : Ada apa, Bu?
41. MAMA : Chaca hilang bu, sampai sekarang dia belum pulang
42. BU ANI : Chaca pasti diculik Wewe Gombel.
Ini saat Wewe Gombel mencari mangsa.
43. BU ASI : Wewe Gombel?
44. BU ATI : Ya, Wewe Gombel. Hantu Penculik Anak.
45. MAMA : Tidak, jangan mengada-ada, Bu’
46. BU ANI : Tidak, ini benar. Kemarin malam aku mendengar tangisnya.
47. BU ACI : Hii… bulu kudukku jadi merinding.
48. BU ATI : Tapi jangan khawatir, kita kan punya jeng dukun.
Kita minta bantuan dia saja
49. BU ECI : Wewe Gombel pasti takut sama jeng dukun.
50. BU ANI : iya lebih baik sekarang kita kerumah jeng dukun dan minta
bantuan untuk menemukan Chaca
51. BU ASI : Mari kita bergerak sekarang.
52. BU ACI : Ayo berangkat!
53. SEMUA BU A’ : Hancurkan Wewe Gombel!
54. PAPA : hei tunggu aku ikut…
MAMA dan ORANG-ORANG pergi ke rumah jeng DUKUN. Dan segera ke hutan untuk mencari Chaca
BABAK 3
Di hutan angker dekat desa
CHACA yang mengikuti teman-temannya malah tersesat sendirian di hutan angker
55. CHACA : (Berbisik) Teman-teman kalian di mana? Aku tersesat.
56. CHACA : (Berteriak) Teman-teman kalian di mana! (Terkejut) Mama, Chaca
takut…
CHACA menangis sendiri. GOMBEL mendekati chaca sambil membawa boneka
57. GOMBEL : (Mengeluarkan boneka cantik) Chaca…Chaca… Ini Ibu punya.
Kamu mau boneka?
58. CHACA : Siapa k-kamu…
59. GOMBEL : (Menyerahkan boneka) Terimalah. Jangan takut. Cantik, bukan?
Ciumlah.
Setelah mencium boneka, CHACA pingsan. GOMBEL memanggil RUWOuntuk memberitahukan bahwa dia mendapatkan anak
60. GOMBEL : (Tertawa gembira)hi…hiii…..hi…hi…. Ruwo, Ruwo…
Lihatlah, kita dapat anak yang manis. Kemarilah…. Ruwo
Suster ngesot sekeluarga mendekat
61. SUSTER : siapa tuh mbel??
62. CAKIL : kok beda dengan kita? Itu manusia ya ?
63. RUWO : (Kaget) Kau menculik anak manusia lagi, Gombel?
64. GOMBEL : Aku tidak menculik! Aku menyelamatkan anak ini. Namanya
Chaca.
65. RUWO : (Melihat CHACA) Menyelamatkan bagaimana?
66. GOMBEL : Dia sangat menderita. Ibunya kasar, suka membentak dan
memukul. Teman-temannya juga meninggalkannya.
67. RUWO : Tapi dia manusia. Dia bukan jenis kita.
68. GOMBEL : Kita bisa membahagiakannya. Dan kesenangan Chaca adalah
kebahagiaan kita. Kita tidak akan kesepian lagi, Ruwo.
69. RUWO : Ya. Kita tidak akan kesepian lagi.
70. SUSTER : tapi pasti nanti orang tuanya mencari mbel….
71. ANAK SETAN : biarin ma… biar aku punya teman bermain… (colek-colek)
72. GOMBEL : sudahlah kalian ini berisik saja (Menaburkan sesuatu) Chaca…
bangun….
73. RUWO : Rasanya hidup kita begitu cepat berubah, Gombel.
74. CHACA : (Bangun) Siapa kamu?
75. GOMBEL : (Tersenyum) Aku ibumu.
76. CHACA : Ibu?
77. GOMBEL : Ya, Ibu Gombel. Dan itu bapakmu. Bapak Ruwo.
78. RUWO : (Haru) Ya, Anakku.
79. CHACA : Ini di mana?
80. GOMBEL : Ini rumahmu sendiri. Ayo main.
81. ANAK SETAN : iya ayo main sama sama Ca
Tiba-tiba Orang-orang membunyikan alat-alat dapur berkeliling kampung dipimpin JENG DUKUN. Mereka membawa obor dan senjata sambil memanggil-manggil CHACA. WEWEGOMBEL dan GONDORUWO lari meninggalkan Chaca sendiri CHACA tidak merasa kalau sudah ditinggalkan WEWEGOMBEL
82. CHACA : Lho, Ibu di mana? (Setengah sadar) kalian di mana?
Bapak Ruwo? Ibu? Ibu…
83. PAPA : (Datang dan memeluk Chaca) Chaca, anakku.
84. MAMA : Chaca kamu kemana saja?
85. CHACA : (Melepaskan pelukan) Siapa kalian?
86. MAMA : Chaca, jangan katakan begitu, Anakku. Aku mamamu.
87. CHACA : Mama? Mama itu jahat. Mama suka membentak dan memukul.
Papa juga tiap hari hanya main laptop gak pernah pedulikan Chaca
88. MAMA : Tidak, Sayang. Mama sayang kamu. Mama akan bersikap lembut.
89. CHACA : Mama lebih sayang televisi daripada Chaca
90. PAPA : Tidak, Sayang. Lihatlah, papa dan mama. Hanya kaulah yang kita
sayang. kita sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ayo, kita pulang
sayang Sayang.
(memegang tangan chaca)
91. CHACA : Lepaskan… (menepis tangan ibu dan ayahnya)
92. MAMA : Kenapa Ca? Mama akan berubah.
93. CHACA : bohong…. Aku mau sama ibu gombel saja,,,
Wewegombel datang chaca langsung memeluk ibu gombel. Mama kaget tapi dia langsung menarik tangan chaca dari wewe gombel
94. PAPA : (kaget) se..se…se…setan. aku pulang dulu ma aku takut
ama yang begituan
95. MAMA : Kau siapa. Ini anakku.
96. GOMBEL : Chaca ini milikku. Dia sudah menjadi anakku.
97. CHACA : (Menangis) Ibu…
98. MAMA : Kau mengerikan. Lepaskan. Jangan sentuh.
99. GOMBEL : Kau jahat. Kau menyia-nyiakannya.
100. MAMA : Akulah mama yang melahirkannya.
101. CHACA : (Menangis) Mama…
102. GOMBEL : Akulah yang menyayanginya.
103. MAMA : Kau berbohong. Kau menculiknya. (Berteriak) Tolong… Wewe
Gombel di sini! Wewe Gombel merebut anakku!
Chaca menangis. ORANG-ORANG datang. Mereka menyiapkan senjatanya masing-masing.
104. JENG DUKUN : Gombel, lepaskan. Sekarang enyahlah dari sini!
105. AST DUKUN : pergilah… alam kita berbeda ………pergi!!!!!
JENG DUKUN menusuk WEWE GOMBEL dengan keris. WEWE GOMBEL perutnya terluka. Pegangannya terlepas. CHACA terjatuh dipelukan mamanya.
106. AST DUKUN : Bongko koe Mbel……. Kita dapatkan Chaca! Kita dapatkan
Chaca! Hidup JENG DUKUN
107. ORANG2 : Hidup…..
WEWE GOMBEL batuk-batuk. Tubuhnya terasa sakit. Dan pergi menghilang
ORANG-ORANG sibuk menyadarkan Chaca.
108. BU LURAH : (Berpidato) Bapak Ibu sekalian. Telah terbukti bahwa Chaca telah
diculik Wewe Gombel. Ini berarti bahwa anak-anak kita dalam keadaan tidak aman. Kita harus setiap saat menjaga dan melindungi anak-anak kita.
Malam ini kita bersama bisa atasi. Kita harus waspada juga untuk malam-
malam nanti. Hari ini seorang anak diculik Wewe Gombel, mungkin
besok oleh yang lainnya. Atau bahkan, maaf, oleh diri kita sendiri karena
kita kadang telah menculik dunia anak-anak menjadi dunia orang dewasa.
Tiba-tiba CHACA berteriak-teriak seperti kesurupan. ORANG-ORANG berlarian menolong.
109. CHACA : Mana jalannya? Siapa orang tuaku? Siapa aku? Siapa aku?
110. MAMA : Ca kau berkata apa? Ini Mama, Sayang?
111. CHACA : (Tertawa) Apa yang telah kau lakukan padaku? Apa kewajibanmu?
Mana punyaku? (Menangis) Aku tidak mau dipaksa. Aku tidak mau
dibiarkan.
112. MAMA : Ca, sadarlah. Lihatlah, semua orang melihatmu.
113. JENG DUKUN : (Mengucap mantra) Sss. Bumi berkata langit mendengar, udara
mengikis pepohonan bergetar, air memercik cahaya terlempar. Tuangkan dalam darah, jerang dalam pikiran, seduh dalam hati.
CHACA langsung tertidur. JENG DUKUN memijit kening dan tengkuknya.
114. BULURAH : Hatinya masih terguncang. Pikirannya tegang. Jiwanya terombang-
ambing dalam gelombang besar yang membingungkan. Sekarang semua tenanglah. Pulanglah, lihat anak kalian sendiri. Barangkali ada yang belum di rumah. Jaga mereka, jangan lengah.
Semua pergi. Dan pulang ke desa
BABAK 4
di hutan angker
115. HANSIP IMAN : wah kita waktunya ngeronda neh.
Untunga ya si Chaca itu ketemu kalo gak gimana jadinya tu anak.
116. HANSIP AMIN : iya..mungkin kalo gak ketemu udah pasti jadi wewe gombel junior
117. HANSIP IMAN : neh rokok….biar gak dingin
118. HANSIPAMIN : mantap jeh…..
119. HANSIP IMAN : keliling yuk barangkali aja ada sesuatu
120. HANSIP AMIN: yuk
tiba-tiba di belakang mereka wewegombel mengikuti
121. HANSIP IMAN : busyet… bulukudu merinding neh…
122. HANSIP AMIN : iyo podo jeh…
kemudian mereka menoleh kebelakang dan kaget kalo ada wewe gombel di belakangnya
123. GOMBEL : hi…hi…hi….
Setelah mereka kabur GOMBEL berdiri di bawah pohon besar dan menangisi kepergian Chaca
124. RUWO : Chaca telah pulang kepada mamanya. Relakanlah.
125. GOMBEL : Chaca, kau tinggalkan Ibu, Sayang.
126. RUWO : Sabarlah. Manusia perlu anak karena usia mereka singkat. Mereka
melanjutkan hidup mereka dengan beranak pinak. Kita melanjutkan
hidup kita dengan umur kita yang panjang.
127. GOMBEL : Aku juga ingin punya anak. Aku ingin anak! (Berpelukan)
128. CHACA : (Datang) Ibu Gombel… Aku datang…
Ibu Gombel, Bapak Ruwo, aku di sini!
129. GOMBEL : Anakku… Aku merindukanmu.
130. CHACA : Ibu, Chaca mau di sini saja. Aku takut. Mama jahat. Mama…
131. GOMBEL : (Berusaha marah) Tidak!. Pulanglah. Mamamu menunggumu.
Dialah mamamu yang sesungguhnya!!
132. CHACA : Tidak. Chaca sayang Ibu. Chaca mau bersama Ibu Gombel saja.
133. GOMBEL : (Mengubah wajahnya menjadi sangat mengerikan) Lihatlah. Aku
akan lebih jahat lagi. Aku akan memukulimu. (Menmpar dengan keras) Kembalilah kepada mamamu lagi! Pulang!
134. CHACA : (Kaget, tidak percaya) Ibu Gombel jahat. Ibu Gombel jahat!
Chaca melempar WEWE GOMBEL dengan boneka lalu menangis pergi. WEWE GOMBEL tertawa mengerikan, sebentar kemudian menangis sedih sekali. WEWE GOMBEL memungut boneka.
135. GOMBEL : (Kepada boneka) Maafkan aku Chaca. Kau tidak akan mengerti.
Aku sangat sayang kepadamu. Aku terpaksa melakukan ini.
136. RUWO : Sudahlah, kau telah melakukan yang seharusnya.
137. GOMBEL : Ruwo, ini siksaan tak ada habisnya. Kita adalah korban nasib
terabaikan.
138. RUWO : Betapa sengsaranya hidup ini. Umur panjang kita adalah kutukan.
Tiba-tiba GONDORUWO tertawa keras. WEWE GOMBEL kaget dan memukul GONDORUWO keras-keras.
139. GOMBEL : Ruwo, apa-apaan kau ini. Sudah, diam. Jangan mengundang orang-
Orang untuk membunuh kita.
140. RUWO : Ups….sorry…tapi lebih baik mereka membunuhku.
Biarkan aku mati. Aku tidak berguna lagi.
141. GOMBEL : Ada apa kau ini. Ini adalah kelangsungan hidup kita.
142. RUWO : Yang kau pikirkan cuma anak. Anak yang tak akan pernah menjadi
milik kita. Sementara aku yang beratus-ratus tahun mencintaimu, kau abaikan begitu saja. Apakah ini tidak sangat menyedihkan?
Suster ngesot sekeluarga datang
143. SUSTER : sudahlah mbel jagan menangis terus
144. CAKIL : sabarlah mbel jangan putus asa. Makanya jangan lupa sholat 5
waktu
145. ANAK SETAN : pa, ma katanya ke PTC ayo donk… entar harry potternya keburu
maen tu…
Keluarga suster ngesot meninggalkan mereka
146. GOMBEL : Maafkan aku, Ruwo. Maafkan aku. Susah payah aku
menginginkan seorang anak di dekapku.Tapi aku tak sadar ternyata
sesungguhnya, kaulah yang kucari. (Membuang boneka) Kasih
sayang. Kaulah cintaku, Ruwo. Lihatlah kepadaku. Aku menyesal
telah melupakanmu. (Menangis sedih sekali.)
147. RUWO : Sekarang, senyumlah, Sayang. Kita akan bahagia, Gombel.
Selamanya. Selama-lamanya.
WEWE GOMBEL tersenyum. Mereka bergandengan.
148. RUWO : Kau cantik sekali, Gombel.
149. GOMBEL : (Salah tingkah) Kau juga hebat, Ruwo.
150. GOMBEL : (Menghirup nafas panjang-panjang) Kau rasakah udara malam ini,
Ruwo.
151. RUWO : Ya. Udara malam seperti udara malam yang kita hirup beratus-ratus
tahun yang lalu.
152. GOMBEL : Tetapi terasa lebih segar, lebih lembut, Ruwo.
153. RUWO : Ya, karena kita telah menemukan cinta kita.
154. GOMBEL : Bulan telah muncul, Ruwo. Malam ini indah sekali.
(mereka meninggalkan hutan, mungkin berbulan madu)
Tiba tiba MAMA datang kehutan karena Chaca tidak ada dirumah, ia mengira wewe gombel menculiknya lagi
155. MAMA : Chaca kamu dimana…..
Gombel kau sembunyikan dimana anakku???!!! Chaca (resah)
Datanglah hansip amin dan iman
156. HANSIP AMIN : ada apa lagi bu?
157. HANSIP IMAN : ho’oh ada apa c? anaknya ilang lagi toh?
158. MAMA : Chaca, ia tidak ada di rumah lagi…!
159. HANSIP AMIN : oalah buk, mbok yo punya anak itu di jaga dengan baik…
160. HANSIP IMAN : ho’oh, kalo ilang ilang apa ibu gak sedih… trus kalo jadi gombel
junior gimana?
161. HANSIP AMIN : hus ngawur kamu man
162. MAMA : (menangis sedu) semua ini salahku. Aku tidak pernah
memperhatikannya, aku selalu kasar padanya. Chaca anaku…
163. HANSIP IMAN : ibu cari lagi dirumah … mungkin tadi main kerumah temennya
164. MAMA : iya lebih baik aku pulang saja (pulang dengan perasaan bersalah
bingung dan menangis sedu)
BABAK 5
Malam kedua, di dalam rumah
MAMA pulang kerumah. Tiba-tiba ada teriakan seorang anak. MAMA kaget karena mengira itu adalah Chaca.
165. MAMA : Ca, kamu di mana? (Melihat televisi dengan
nyalang) o… ternyata tadi suara televisi … dasar kamu ya… bikin kaget saja
MAMA menghajar televisi dengan sapu. Tampak percikan listrik dan kepulan asap dan meledak. Tapi setelah itu dia tetap mencari CHACA
166. MAMA : Chaca kau di mana? Pulanglah, anakku. Apa gunanya Mama
bekerja setiap hari, kalau tidak untuk kamu. (Menghamburkan tas berisi uang dan tertawa) Apa gunanya Mama melanjutkan hidup kalau Mama menyia- nyiakan kamu. Mama khilaf. Mama berdosa. Mama sangat sayang kepadamu. Engkaulah hidup Mama.
167. CHACA : (Muncul dari bawah meja) Benarkah itu Mama?
168. MAMA : Chaca? (Berpelukan) Mama sayang kamu.
169. CHACA : Chaca juga sayang Mama.
170. Sutradara :
Anak adalah amanat kehidupan
Anak adalah jiwa sang insan
Jagalah jagalah jagalah
Dengan sepenuh jiwa
Anak adalah senyum kehidupan
Anak adalah kita masa depan
Jagalah jagalah jagalah
Dengan kasih sayang.

Tidak ada komentar: